Mivecblog.com – Nissan Kicks e-Power akhirnya diperkenalkan secera resmi oleh Nissan Indonesia melalui channel Youtubenya. Nissan Kicks emang sejak lama sudah digadang-gadang akan dibawa ke Indonesia untuk menggantikan Nissan Juke yang sudah sangat “tua”, walaupun Nissan Juke terbaru sebenarnya sudah ada penerusnya. Sayang, tidak diboyong ke Indonesia. Baca juga: Selubung All New Nissan Juke 2020 Dibuka, Desainnya Lebih Dewasa dan Lebih Lega
Bicara soal harga, Nissan Kicks e-Power ternyata dijual dengan harga yang cukup mahal jika dilihat dari modelnya. Mobil di kelas sub compact SUV ini dibanderol dengan harga 449 juta rupiah, OTR Jakarta. Mahal kalau dibandingkan dengan Hyundai Kona (363 jutaan) atau misalnya Honda HR-V (mulai 300 jutaan).
Namun jika dilihat dari teknologi yang dibawa jelas menjadi lebih murah dibandingkan kompetitor, bahkan jauh lebih murah. Teknologi Nissan e-Power inilah yang membedakan dengan mobil kompetitor, bahkan Kicks e-Power juga bersaing dengan mobil hybrid dan mobil listris sekaligus. Inilah yang akan kita bahas…
Nissan Kicks e-Power menggunakan mesin HR12DE 1,2 liter 3 silinder yang sudah sangat akrab bagi kita, mesin yang juga dipakai di Datsun Go series hingga Nissan March. Mesin ini menghasilkan tenaga 79 PS dan torsi 103 Nm. Namun yang menggerakan transmisi dan roda pada Nissan Kicks e-Power bukanlah mesin ini, melainkan motor listrik AC3 dengan kode EM57 yang memiliki tenaga 129 PS pada 4.000 s/d 8.992 rpm dan torsi 260 Nm pada 500 s/d 3.008 rpm. Loh gimana ceritanya?
Inilah keunggulan Nissan Kicks e-Power!
Bayangkan kita memiliki mobil listrik. Irit dapat, tenaga dan torsi juga melimpah. Tapi bagaimana jika tidak ada colokan listrik buat nge-charge? Tidak berguna kan? Belum lagi harus nunggu waktu berjam-jam hingga baterai terisi penuh. Jelas menjadi salah satu kekurangan mobil listrik.
Pada Nissan Kicks e-Power, semuanya diberikan satu paket dalam bentuk mobil. Baterai dan motor listrik ada, chargernya juga ada di dalam mobil dan nge-charge ketika mobil dipakai/berjalan. Enak kan?
Jadi prinsip kerja Nissan e-Power pada Nissan Kicks dan juga Nissan Note adalah menggunakan mesin bensin 1,2 liternya untuk nge-charge atau mengisi ulang baterai mobil. Hanya itu! Dan kemudian baterai lithium-ion yang dayanya diisi dari mesin bensin tadi, bertugas menggerakkan roda. Prinsip yang mirip yang dipakai pada Jam tangan Seiko Kinetic.
Lebih jelasnya seperti ini… Nissan e-Power ini akan menggunakan motor listrik untuk bergerak saat pertama kali mobil digunakan. Karena baterainya kecil, hanya sanggup beberapa km saja mobil berjalan. Ketika level baterai sudah cukup rendah, otomatis mesin 1,2 liternya hidup dan mengisi baterai kembali hingga penuh. Setelah penuh, mesin bensin dimatikan lagi agar tetap irit. Otomatis mesin bensin ini hanya murni menggerakkan generator untuk mengisi baterai, tanpa terkoneksi sama sekali dengan transmisi/roda. Nissan mengklaim konsumsi BBMnya mencapai 23,4 km/liter. Cukup irit dengan tenaga besar dan torsi instan ala mobil listrik, tapi tidak perlu nge-charge tiap malam!
Itulah kenapa dalam situs resmi Nissan Indonesia, tenaga mobil ini hanya ditulis 129 PS, bukan 129 PS + 79 PS. Karena memang hanya motor listriknya yang bertugas menggerakkan roda, dan ingat… hanya roda depan alias FWD.
Baterai pada Nissan Kicks e-Power tidak membutuhkan kapasitas besar karena selalu diisi ulang oleh mesin. Hanya 1,57 kWh saja kapasitasnya. Bandingkan dengan mobil listrik yang harus membawa baterai besar dan berat seperti Nissan Leaf (40-62 kWh), Tesla Model 3 (50-75 kWh), Porsche Taycan (79-93 kWh), dll.
Kelemahan Nissan e-Power adalah ketika mesin bensin bekerja, maka akan mengurangi keheningan kabin akibat suara mesin, tidak seperti mobil listrik yang hening setiap saat. Jadi ketika naik Nissan Kicks e-Power, suatu saat akan se-senyap Mercy S Class, namun juga bisa berubah sewaktu-waktu menjadi “berisik” seperti naik Datsun hehehe…
Sudah jelas kan bedanya Nissan e-Power dengan mobil listrik (dan hybrid)?
- Mobil listrik digerakkan oleh motor listrik dari baterai yang dibawanya. Untuk charging, harus dicolok listrik dari port pengisiannya. Sangat irit, banget malah tapi tidak boleh lupa nge-charge.
- Mobil hybrid (konvensional) menggunakan mesin bensin dan motor listrik bersama-sama menggerakkan roda. Baterai untuk menggerakkan motor listrik mendapatkan daya dari mesin bensin atau pengereman regeneratifnya. Tidak diperlukan charging ke port listrik (kecuali Plug-in Hybrid).
- Nissan e-Power murni menggunakan motor listrik untuk menggerakkan roda, tetapi sumber daya baterainya berasal dari meisn bensin yang dibawanya. Tidak perlu colok-colok listrik lagi, cukup isi BBM.
Gambar di bawah ini akan lebih menjelaskan perbedaan dari ketiga jenis mobil ini.
Hubungi dan Ikuti juga Mivecblog.com di media berikut:
- e-mail : hermawan.r@gmail.com
- facebook : mivecblog.com
- twitter : @hermawan_ris
- instagram : @batam_otovirtual
- WA : +6281364097225
Related Post
- Mengenal Sistem Kerja Nissan e-Power, Apa Bedanya dengan Mobil Listrik dan Hybrid?
- Kantor Pos Jepang Luncurkan Perangko Spesial untuk Peringati 50 Tahun Skyline GT-R
- Selubung All New Nissan Juke 2020 Dibuka, Desainnya Lebih Dewasa dan Lebih Lega
- All New Livina, Kembaran Xpander Resmi Dirilis. Harga “Lebih Murah” dari Xpander
- Dirilis Besok 19 Februari 2019, Berikut Bocoran Harga All New Livina
- Spyshot Mobil Mirip Xpander, Inikah All New Livina?
- Tak Laku di Indonesia, Nissan Juke Ternyata Sudah Diproduksi 1 Juta Unit!
- Mau Tahu Evolusi Nissan Skyline GTR? Yuk Tonton Video 2 Menit Ini
- Data Penjualan City Car Hatchback Non LCGC, Dimana Posisi Ignis?
- Nissan March 2017 Tampil Perdana di Paris Motor Show, Keren Juga!
mobil listrik yg masuk akal dan sesuai dengan infrastruktur indonesia….
Setuju, harga masuk akal dan perawatan seharusnya lebih murah dan mudah. Baterai kecil soalnya…